INTI PADMA

Icon INTI PADMA
SANGGAR
SATTVIKA MEDITASI

Entri Populer

CONTACT

Telepon Call
TELEPHONE & SMS
Hp : 0857-2877-5740 ( m3 ) Hp : 0852-0042-3557 ( AS )

Blackberry Toko Online
BLACKBERRY
7D603818

Icon WhatsApp
WhatsApp
No: 0857-2877-5740

DONASI


a/n Ahmad sodik
No: 422-100-320-3267

Anda pengunjung ke

Translate

Minggu

ISLAM DAN MEDITASI


Dunia pengobatan semenjak dahulu selalu berjalan seiring dengan kehidupan umat manusia. Karena sebagai mahluk hidup,manusia amatlah akrab dengan berbagai macam penyakit ringan maupun berat.



Keinginan untuk terlepas dari segala macam penyakit inilah yang mendorong manusia untuk membuat upaya menyingkap berbagai metode pengobatan, mulai dari mengkonsumsi berbagai jenis obat-obatan, baik berupa tumbuh-tumbuhan secara tunggal maupun yang sudah terkomposisikan, yang diyakini berkhasiat menyembuhkan jenis penyakit tertentu, atau sistim pemijatan, pembekaman, hingga operasi pembedahan. Semua dilakukan dengan trial dan error.

Teknologi medis boleh saja semakin modern dan canggih, namun perkembangan jenis penyakit juga tidak kalah cepatnya ber-regenerasi. Sementara banyak manusia yang tidak menyadari bahwa Allah tidak pernah menciptakan manusia dengan ditinggalkan begitu saja. Setiap kali penyakit muncul, pasti Allah juga menciptakan obatnya. Hanya ada manusia yang mengetahuinya dan ada juga yang tidak mengetahuinya.

Namun tentu semua jenis pengobatan dan obat-obatan tersebut hanya terasa khasiatnya bila disertai dengan sugesti dan keyakinan. Disinilah kekuatan Do’a – Dzikir, maka Islam mengenal istilah do’a dan keyakinan. Dengan pengobatan yang tepat (tentunya berdasarkan pengetahuan dan pengalaman puluhan tahun), dosis obat yang sesuai disertai doa dan keyakinan, tidak ada penyakit yang tidak bisa disembuhkan terkecuali maut.

Merujuk pada praktek-praktek agung tasawuf praktis, praktik-praktik sufi, seperti sholat, dzikir, tafakur(meditasi), ternyata tidak sekedar ritual-ritual tanpa makna. Dibalik praktik-praktik sufi tersebut, tersimpan potensi-potensi penyembuhan bagi penyakit- penyakit yang tidak bisa disembuhkan oleh kedokteran modern, seperti kanker, strooke, kerusakan kromosom/ DNA, dan jenis-jenis penyakit emosional,psikologis dan non medis.

Bahwa untuk mengatasi kekecewaan, kita harus mencari sumbernya dulu yaitu pikiran. Untuk mengatasinya bisa dengan latihan meditasi. Belajar meditasi merupakan bagian dari latihan mengendalikan pikiran. Meditasi adalah latihan konsentrasi dan relaxsasi yang dapat digunakan untukmempertajam intuisi dan tehnik yg baik untuk meningkatkan kepekaan diri terhadap suasana sekitar

PENGERTIAN MEDITASI 

Kata ‘meditasi’ [meditation] didefinisikan sebagai “praktek berpikir secara mendalam dalam keheningan, terutama untuk alasan keagamaan atau untuk membuat batin tenang.” (OxfordAdvanced Learner’s Dictionary). Dalam kamus yang bersifat umum ini, ‘meditasi’ dianggap sebagai proses ‘berpikir’.

Ini hampir sama dengan ‘kontemplasi’ yang didefinisikan secara persis sama. Tetapi kalau dikaji secara lebih mendalam dan dipraktekkan, akan ternyata bahwa di dalam ‘meditasi’ justru proses berpikir berhenti untuk sementara.

Pada dasarnya, ‘meditasi’ adalah“ pemusatan perhatian pada suatu obyek batin secara terus-menerus.” Memang ada obyek-obyek meditasi tertentu yang berupa pikiran atau ide/konsep, sehingga terjadi tumpang tindih dan tidak dapat dibedakan secara tegas antara ‘meditasi’ dan ‘kontemplasi’.

Dengan demikian, meditasi adalah cara lain untuk memahami diri, yang berbeda dengan introspeksi. Justru pemahaman yang diperoleh dari meditasi jauh lebih tepat dan sesuai dengan keadaan sebenarnya dibandingkan dengan pemahaman dari introspeksi yang dipengaruhi oleh kebiasaan-kebiasaan pikiran yang tidak disadari sehingga memberikan hasil yang bias.

Di samping itu, pemahaman diri yang diperoleh dari meditasi bersifat transformatif (mengubah), oleh karena pemahaman itu melibatkan seluruh aspekdiri (kognitif, afektif, volisional, dsb). Di lain pihak, pemahaman melaluiintrospeksi kebanyakan hanya bersifat kognitif saja, sehingga biasanya tidak banyak perubahan yang terjadi.

Ada juga yang memberi pengertian bahwa meditasi yang sering kita dengar mempunyai pengertian yaitu: sikap menenangkan pikiran dengan cara-cara tertentu di mana pikiran kita sampai menemukan sensasi-sensasi sehingga menimbulkan rasa damai dalam hati untuk mencapai ketenangan jiwa (ruhani).

Dan ada juga yang mengartikan bahwa meditasi adalah sebuah pelatihan yang menggunakan pikiran untuk tujuan mengatur pikiran dengan usaha kita. Meditasi dapat didefinisikan sebagai suatu aktivitas yang mengakibatkan hubungan erat beberapa orang dengan Tuhan. Kita meditasi pada yang abstrak, tidak berbentuk, tidak bernama. Karena Yang Tertinggi tidak mempunyai bentuk dan tidak mempunyai nama, tidak juga mempunyai kwalitas atau lambang-lambang.

Perbedaan Konsentrasi dan Meditasi

Terdapat perbedaan jelas antara konsentrasi dan meditasi, meskipun keduanya dalam pelaksanaannya berhubungan. Pengertian konsentrasi ialah untuk memahami dan menguasai pikiran-perasaan sehingga ia tidak lagi menanggapi dengan kacau terhadap suatu peristiwa. Latihan-latihan konsentrasi adalah suatu pendidikan kembali mengenai tekniknya pikiran-rendah, sehingga ia menurut perintahnya sang Pribadi, dan menghentikan sifatnya yang bergerak kian kemari dan tidak menentu.

Atau dengan kata lain, konsentrasi adalah sebuah upaya keras (baca: dipaksa) untuk memusatkan pada sesuatu, halini dianggap bukanlah bagian/tahapan meditasi.

Sedangkan tujuan meditasi ialah melatih pikiran, dalam keadaan tenang, dan beristirahat/ berhenti pada pokok yang dipilih, lebih baik pada hal yang mengandung arti yang dalam dan rohaniah, sehingga pokok-caranya dapat membukakan kesadaran yang sedang bermeditasi akan arti makna yang lebih luas dan dalam.

Dalam ajaran Budha terdapat sebuah tahapan meditasi, yaitu Dharana yang berarti pemusatan perhatian tanpa paksaan. Pemusatan perhatian tidaklah berarti anda kosong. Sebagaimana namanya pemusatan perhatian, perhatian anda tertunjukkan pada sesuatu. Tidak dianjurkan bagi anda untuk berada dalam keadaan kosong seratus persen karena ini mungkin dapat membiarkan masuknya kekuatan dari luar yang dapat mengganggu.

Meditasi tingkat tinggi biasanya mengajarkan untuk memusatkan perhatian ke cakra mahkota untuk menerima lebih banyak kekuatan spiritual, atau ke antara alis mata untuk membangkitkan mata spiritual, ataupun ke cakra jantung untuk memberikan lebih banyak kekuatan kepada roh. Jadi, tidaklah kosong sama sekali.

MANFAAT MEDITASI

Menurut ajaran Buddhis, meditasi adalah suatu cara untuk mengembangkan bathin menuju taraf kesempurnaan yang selanjutnya menjadi dasar dari kebijaksanaan. Latihan meditasi dengan pemusatan fikiran pada pernafasan disebut Anaspanasati. Dengan metode ini, fikiran tetap terjaga dengan baik dan senantiasa terkontrol, dengan demikian membuahkan jasmani dan rohani yang selalu jernih dan segar. Juga daya fikir bertambah kuat dan tajam, membawa pada kecerdasan otak.

Meditasi bisa mengurangi kecemasan telah diselidiki oleh tokoh-tokoh sarjana Barat, seperti pada penyelidikan Zen Meditation, dan kemudian pada penyelidikan Transcendental Meditation. Tetapi kajian di barat juga telah membuktikan 33% hingga 50% mereka yang melakukan meditasi tanpa teknik yang betul akan mengalami peningkatan dalam tekanan darah, stress, kemurungan serta mudah marah. Maka jika anda benar-benar ingin mendalami meditasi, pastikan anda dilatih oleh mereka benar-benar mahir dan berpengalaman serta mampu memberi penjelasan untuk setiap keadaan.

Dalam latihan Meditasi Islam, perkara yang harus diperhatikan ialah bagaimana mereka dapat menemukan makna dan tujuan hidup yang memberikan sense of direction, justeru dapat mengatasi pelbagai masalah serta meningkatkan produktivitas dan meningkatkan kesehatan.

Tujuan dari meditasi ini adalah kesunyian yang indah, keheningan dan kejernihan pikiran.

AGAMA DAN MEDITASI

Meditasi bukan hanya dikenal oleh agamayang berasal dari India & Tiongkok saja bahkan hampir disemua agama mereka mempraktekan meditasi. Meditasi dalam agama Yahudi dikenal dengan nama hitbonenut ini bisa dibaca di Kabbalah sedangkan bangsa Yunani kuno mengenal meditasi dengan nama “Gnothi se auton” = “mengenal diri sendiri”.

Menurut kepercayaan orang India/Hindu, bahwa di udara bebas ini terdapat unsu-unsur gaib yang bersatu dengan zat asam(oksigen). Unsur-unsur gaib itu berupa zat yang sangat halus sebagai inti dari segala zat yang menjadi roh dari alam. Zat tersebut sedemikian halusnya hingga tak dapat ditanggapi dengan panca indera, maupun dengan alat-alat apapun.

Zat ini mempunyai tenaga gaib yang amat besar untuk berbagai macam kepentingan, antara lain untuk penyembuhan penyakit. Zat inilah yang mereka beri nama Prana. Cara mendapatkan zat gaib atau prana tadi ialah dengan jalan pernafasan yang diatur dengan irama tertentu, yang menurut kepercayaan mereka sesuai dengan irama gerakan alam.

Beberapa cara meditasi melibatkan pengulangan suara tertentu secara internal, dan menganjurkan kepada para pelakunya agar tidak terlalu melakukan konsentrasi. Teknik seperti itu akan menyegarkan dan membuat orang relaks, namun untuk peningkatan rohani, konsentrasi tetaplah sangat perlu – yaitu usaha intensif untuk memfokuskan pikiran pada mantra / afirmasi & doa

Meditasi ada dua macam, yaitu meditasi duduk dan meditasi gerak (Tai-Chi). Meditasi duduk ini sebenarnya sudah diperkenalkan oleh Islam jauh sebelum Sidharta Gauthama lahir melalui ajaran Budhi Dharma. banyak sekali literatur" islam dlm hal ini, sebagaimana kisah Ibrohim yang mencari Tuhan hingga kisah Musa yg menyepi di bukit Thursina sampai kisah Nabi Sulaiman yg meninggal dalam posisi meditasi, hingga Ifrit tidak mengethauinya kecuali setelah tongkatnya dimakan rayap.

Meditasi ini juga sering dipraktikkan oleh Nabi Muhammad SAW ketika sebelum dan sesudah diangkat menjadi Nabi dan Rasul, yang pada saat itu disebut dengan berkhalwat dan tahannuts. Beliau melakukan meditasi di Gua Hira, ketika menghadapi masalah yang menimpa diri dan umatnya. Seperti halnya meditasi duduk, meditasi gerak juga sudah ada dalam ajaran Islam yaitu dalam bentuk gerakan shalat.

MEDITASI DENGAN AL QUR’AN

Salah satu fase penting yang secara simbolik sering disebut sebagai mencerminkan corak misi yang dibawa oleh Nabi Muhammad adalah saat dia bertahannuts atau melakukan meditasi di Hira, sebuah gua di luar kota Mekah.

Setelah nabi mendapat wahyu pada 610 M, dia tidak terus tinggal di sana, menikmati meditasi yang soliter, menjauhkan diri dari masyarakat. Sebaliknya, ia balik ke kota, mendakwahkan ajaran-ajaran, dan melakukan apa yang dalam istilah sekarang disebut sebagai transformasi sosial.

Pada saat selanjutnya, Nabi saw pergi ke gua Hira hanya untuk bertemu dengan malaikat Jibril dengan tujuan tasmi' (memperdengarkan) hafalan Alqur’an beliau dihadapan Jibril. Maka, Gua Hira bukanlah tempat bertahannuts seperti yang dilakukan beliau sebelum diangkat menjadi Rasul. Tetapi dijadikan tempat untuk mengoreksi ayat-ayat Alqur’an yang telah diterimanya. Dari uraian ini bisa di simpulkan bahwa untuk mendapat kesadaran yang tinggi kita di contohkan oleh Rosulullah agar berada dalam keadaan sunyi , hening / meditasi.

Unsur Meditasi Al Qur’an

Kitab ini, tentu saja bukanlah sebuah buku sains ataupun buku kedokteran, namun Alqur’an menyebut dirinya sebagai‘ penyembut penyakit’, yang oleh kaum Muslim diartikan bahwa petunjuk yang dikandungnya akan membawa manusia pada kesehatan spiritual, psikologis, dan fisik.

Kesembuhan menggunakan Alqur’an dapat dilakukan dengan membaca, berdekatan dengannya, dan mendengarkannya. Membaca, mendengar, memperhatikan dan berdekatan dengannya ialah bahwasanya Alqur’an itu dibaca di sisi orang yang sedang menderita sakit sehingga akan turun rahmat kepada mereka.

Allah saw menjelaskan, “Dan apabila dibacakan Alqur’an, makadengarkanlah baik-baik dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat.” (QS. Al A’raf: 204)

Menurut hemat saya, salah satu unsur yang dapat dikatakan meditasi dalam Alquran adalah, pertama, auto sugesti, dan kedua, adalah hukum- ukum bacaan yaitu waqaf.

Aspek Auto Sugesti

Alqur’an merupakan kitab suci umat Islam yang berisikan firman-firman Allah. Banyak sekali nasihat-nasihat, berita-berita kabar gembira bagi orang yang beriman dan beramal sholeh, dan berita-berita ancaman bagi mereka yang tidak beriman dan atau tidak beramal sholeh. Maka, alqur’an berisikan ucapan-ucapan yang baik, yang dalam istilah Alqur’an sendiri, ahsan alhadits. Kata-kata yang penuh kebaikan sering memberikan efek auto sugesti yang positif dan yang akan menimbulkan ketenangan.

Platonov telah membuktikan dalam eksperimennya bahwa kata-kata sebagai suatu Conditioned Stimulus (Premis dari Pavlov) memang benar-benar menimbulkan perubahan sesuai dengan arti atau makna kata-kata tersebut pada diri manusia. Pada eksperimen Plotonov, kata-kata yang digunakan adalah tidur, tidur dan memang individu tersebut akhirnya tertidur.

Pikiran dan tubuh dapat berinteraksi dengan cara yang amat beragam untuk menimbul kan kesehatan atau penyakit.  Zakiah Daradjat mengatakan bahwa sembahyang, do’a-do’a dan permohonan ampun kepada Allah, semuanya merupakan cara-cara pelegaan batin yang akan mengembalikan ketenangan dan ketentramanjiwa kepada orang-orang yang melakukannya.

Relaksasi, Aspek Waqof

Alqur’an adalah sebuah kitab suci yang mempunyai kode etik dalam membacanya. Membaca Alqur’an tidak seperti membaca bacaan-bacaan lainnya. Membaca Alqur’an harus tanpa nafas dalam pengertian sang pembaca harus membaca dengan sekali nafas hingga kalimat-kalimat tertentu atau hingga tanda-tanda tertentu yang dalam istilah ilmu tajwid dinamakan waqaf. Jika si pembaca berhenti pada tempat yang tidak semestinya maka dia harusmembaca ulang kata atau kalimat sebelumnya.

Waqof artinya berhenti di suatu kata ketika membaca Alqur’an, baik di akhir ayat maupun di tengah ayat dan disertai nafas. Mengikuti tanda-tanda waqof yang ada dalam Alqur’an, kedudukannya tidak dihukumi wajib syar’i bagi yang melanggarnya. Walaupun jika berhenti dengan sengaja pada kalimat-kalimat tertentu yang dapat merusak arti dan makna yang dimaksud, maka hukumnya haram.

Jadi cara membaca Alqur’an itu bisa disesuaikan dengan tanda-tanda waqaf dalam Alqur’an atau disesuaikan dengan kemampuan si pembaca dengan syarat bahwa bacaan yang dibacanya tidak berubah arti atau makna.

Waqaf dalam Alquran

> Tanda awal atau akhir ayat
> Tanda awal atau akhir surat
> Tanda-tanda waqaf

Kemampuan nafas pembaca

Siapa saja bisa boleh membaca Alqur'an,baik anak kecil, muda maupun tua, baik pria maupun wanita selagi mereka dalam keadaan suci atau berwudlu. Jadi bagaimanapun kemampuan mereka bernafas mereka boleh membaca Alqur’an. Berhenti berdasarkan kemampuan nafas pembaca, dalam ilmu tajwid, bisa dikategorikan dalam bagian-bagian waqaf.

Adapula beberapa penekanan nafas dalam membaca Alqur’an. Penekanan-penekanan tersebut dalam ilmu tajwid dinamakan mad.

Indonesia adalah negara yang mayoritas umat Islam menerapkan hukum-hukum membaca Alqur’an menurut Rowi, Hafsh, yang telah berguru kepada imam ‘Ashim. Adapun hukum-hukum bacaan mad dalam ilmuTajwid menurut Rowi Hafsh adalah:
  1. Mad Munfashil, yaitu apabila terdapat mad bertemu dengan hamzah dalam kalimat yang terpisah. Cara baca hukum ini 4 harakat.
  2. Mad Muttashil, yaitu apabila terdapat mad bertemu dengan hamzah dalam satu kalimat. Cara membaca hukum ini adalah 4 harakat.
  3. Mad Badal, yaitu apabila terdapat hamzah yang berharakat bertemu dengan huruf mad yang sukun. Cara membaca hukum ini adalah 2 harakat.
UNSUR MEDITASI DALAM RANGKAIN IBADAH HAJI & TRADISI SUFI

Jika dalam membaca Alqur'an kita mengenal kata waqof, maka dalam tradisi sufi kita akan mengenal kata Wuquf. begitu juga dalam tatacara ibadah haji wuquf di padang arafah bahkan menjadi salah rukun penentu sah / tidaknya rangkain ibadah haji seseorang


Dalam ajaran tasawwuf ada tata cara tawajjuh dengan wuquf qolbi, kesemuanya merupakan riyaddloh atau ajang pelatihan hati menuju kejernihan hati, dan kesemuanya menggunakan meditasi,simbol, dan visualisasi, untuk lebih jelasnya kami akan kutip buku Ilmu Ketuhanan karya KH.Haderamie HN, hal 89-94 :

“ Siapa yang menghadapkan (tawajjuh) (fokus/konsentrasi) pada dirinya sendiri niscaya akan terbuka baginya apa yang ada pada Hidrat keTuhanan dari segala rahasia. Maka ia akan sampai kepadama`rifat Tuhannya dengan ma`rifat Syuhudi (penyaksian akan keagungan Ilahi /seperti saat Musa pingsan melihat “cahaya “Alah) karena pada hekekatnya ruh –kemanusiaan adalah cermin bagi Hidrat keTuhanan itu yang padanya terdapat quwwatul aqliyyah (kekuatan fikiran murni) yang merupakan Jauhar Ilahi……..dst

Cara melaksanakan Wukuf Qolbi : Seorang Salik ( penempuh jalan sufi )  harus kosongkan dahulu semua pemikiran-pemikiran kemudian melemaskan seluruh kekuatannya dan pengindraannya dari semua alat pengindraan . Lalu melepaskan nafsunya untuk menggerakan organ tubuh. Setelah itu pandangan mata hatinya berhadap kepada hakekat hati menurut ajaran istighroq (tenggelam) istihlak (sirna) secara terus menerus, maka kita tawajjuhnya meningkat kepada hakekat hati itu, bertambah pulalah ma`rifat kepada Tuhan Yang Maha Suci.

Cara yang lain tentang wukuf Qolbi: seorang salik bertawajjuh (mengarahkan pandangan mata hatinya ) pada daerah hati (menyadari keberadaan hati.pen),setelah ia mengosongkan segala macam kesibukan, keruwetan, lalu memandang / mengamati tubuhnya, dari daerah hati, visualisasikan cahaya seperti bola, dan selanjutnya dia visualisasikan ruhnya menembus lapisan-lapisan langit dan bumi……………..dst

…………..Seseorang salik berhadap kepada hatinya sendiri kemudian tergambar ruhnya pada hatinya berupa cahaya putih, bersih cemerlang tiada terhingga , tergambar pula pada hakekat ruhnya berupa cahaya (sampai) kepada rupa alam seperti burung diudara, ………..”

Dari kutipan di atas difahami bahwa seorang sufi untuk musyahadah (penyaksian) diawal dengan kaifiyah(tata cara) latihan musyahadah yaitu : pertama mengosongkan keinginan / fikiran / pengindraan,  kemudian konsentrasi, berikutnya membuat gambaran (visualisasi) sebuah atau beberapa simbol (cahaya, bola putih, burung,dst), kemudian dia pasrah / membiarkan dari akibat kaifiyah tersebut yang mungkin terjadi sebagai proses perkembangan spiritual yang dapat menghasilkan pengalaman" ruhaniah.

saya menyampaikan ini semua kepada anda adalah dalam rangka anda yakin bahwa apa yang saya ajarkan dalam grup ini daripada meditasi adalah bukan hal yang baru dalam islam, apalagi sampai di anggap haram. bahkan mediatsi ini boleh di bilang inti dari semua ajaran agama" samawi, dalam sholat ada unsur meditasi gerak dan dalam wuquf terdapat unsur meditasi diam yang semuanya bertujuan untuk peningkatan sipiritual / kesadaran jiwa guna meraih pencerahan bathin.
Waktu Meditasi dengan Alqur’an

Pada hakikatnya tidak ada waktu yang makruh untuk membaca/meditasi dengan Alqur’an, hanya saja memang ada beberapa dalil yang menerangkan bahwa ada waktu-waktu yang lebih utama dari waktu-waktu yang lainnya untuk membaca Alqur’an. Waktu-waktu tersebut adalah:

1. Dalam sholat

An-Nawawi berkata; ‘Waktu-waktu pilihan yang paling utama untuk membaca Alqur’an ialah dalam sholat.’

Al Baihaqi meriwayatkan dalam asySyu’ab dari Ka’ab r.a. ia berkata: “Allah telah memilih negeri-negeri, maka negeri-negeri yang lebih dicintai Allah ialah negeri al Haram (Mekkah). Allah telah memilih zaman, maka zaman yang lebih dicintai Allah ialah bulan-bulan haram.

Dan bulan yang lebih dicintai Allah ialah bulan dzulhijjah. Hari-hari bulan Dzulhijjah yang lebih dicintai Allah ialah sepuluh hari yang pertama. Allah telah memilih hari-hari, maka hari yang lebih dicintai Allah ialah hari Jum'at. Malam-malam yang lebih dicintai Allah ialah malam Qadar.

Allah telah memilih waktu-waktu malam dan siang, maka waktu yang lebih dicintai Allah ialah waktu-waktu sholat yang lima waktu. Allah telah memilih kalam-kalam (perkataan), maka kalam yang dicintai Allah adalah lafadz ‘La ilâha illallâh wallâhu akbar wa subhanallâhi wal hamdulillâh.“ ( bacaan Tasbih )

2. Malam hari

Waktu-waktu yang paling utama untuk membaca Alqur’an selain waktu sholat adalah waktu malam, Allah menegaskan, “Diantara Ahli Kitab itu ada golongan yang berlaku lurus, mereka membaca ayat-ayat Allah pada beberapa waktu di malam hari, sedang mereka juga bersujud (sholat).”(QS. Ali Imron 3:113)

Waktu malam ini pun dibagi menjadi 2:

> antara waktu Maghrib dan Isya
> bagian malam yang terakhir

3. Setelah Subuh

adalah waktu yang paling baik untuk kita mengafirmasikan doa pagi untuk kebaikan kita dalam meraih kesuksesan hidup di dunia sbg langkah ibadah untuk kebahagiaan hidup kelak di ahirat.

PANDANGAN ISLAM TENTANG SIMBOL-SIMBOL ENERGI & KEHIDUPAN

Alam semesta beserta seluruh misteri didalamnya adalah simbol kemaha adaan Allah Sang Khaliq Yang Maha Ada, Maha Pencipta yaitu Tuhan kita Allah SWT, semakin direnungi dan difikirkan maka akan semakin terasa kebesaran Allah serta menjadi pelajaran yang sangat berharga,

Allah berfirman dalam surat Albaqoroh: 164

“Sesungguhnya tentang kejadian langit dan bumi, peredaran malam dan siang, kapal yang berlayar dilautan membawa barang-barang yang berfaedah bagi manusia, hujan yang diturunkan Allah dari langit yangd engannya (dengan air hujan tersebut) dihidupkanNya dengannya bumi yang telah mati dan berkeliaran atasnya tiap-tiap yang melata , angin yang bertiup dan awan yang terbentang antara langit dan bumi, Sesungguhnya semua itu merupakan ayat-ayat / simbol-simbol/ tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berfikir.”

Manusia adalah sebuah alam dari seluruh alam ciptaanNya. hanya kepada manusialah Allah menyerahkan seluruh alam semesta ciptaanNya untuk diolah, dimanfaatkan karena manusia adalah makhluk yang termulia di muka bumi ini.

Sebagai makhluk termulia dan sebagai pengemban amanat Ilahi di atas alam ini, banyak pekerjaan yang harus dikerjakan manusia beserta seluruh persoalannya. Banyak sekali nilai hidup yang sulit diucapkan dengan kata-kata, banyak aktifitas hidup dan kehidupan yang sulit  dinyatakan dengan indera kita, tetapi mudah dilukiskan dalam bentuk simbol.

“Manusia adalah makhluk yang bersimbol,makhluk yang pandai menggunaaakan simbol untuk menyatakan perasaannya.” ( Depag: Hkmah Ibadah Haji : Halaman 6)

Dalam hal inilah walaupun dalam praktik meditasi Reiki yang kita kembangkan dalam grup ini tidak meneganl penggunaan simbol, akan tetapi saya sangat menyarankan kepada semua Alumini tidak tidak ikut"an menjustivikasi keharaman simbol-simbol reiki dan energi yang di kembangkan dalam tradisi reiki yang lain. sebab kita belum dapat mengetahui dengan pasti akan apa existensi yg tersembunyi di balik simbol" tersebut.

Sebagai contoh : negara-negara di duniaini mempunyai bendara, lambang negara dst, bila ada yang mengatakan bahwa simbol-simbol termasuk bendera adalah musyrik, maka izinkan saya bertanya, adakah benda yang musyrik ?

Syirik adalah sifat yang melekat pada seseorang, musyrik adalah subjeknya, dan yang bisa musyrik itu manusianya, bukan benda, bahkan Ka`bah bagi umat Islam merupakan simbol persatuan dan kesatuan , Huruf hijaiyah merupakan hasil budi daya manusia (ciptaan manusia) dan bila dituliskan Alif lam Lam Ha menjadi nama yang sangat berarti bagi kaum muslimin di seluruh dunia , semuanya merupakan simbol, apakah ini musyrik ?, maka renugkanlah !

KEDUDUKAN MANTRA ( RUQYAH ) DALAM ISLAM Dalam hal ini sebuah Hadis menyatakan,” Diriwayatkan dari Auf bin Malik Al Anshory ra. “Kami biasa menggunakan mantera (ruqyah) pada masa jahiliyah, kemudian kami bertanya kepada Rasulullah,“ Wahai Rasulullah, bagaimana menurutmu tentang mantera?” beliau menjawab,”Peragakan kepadaku manteramu itu! ”kemudian beliau menjawab,” Mantera tidak ada salahnya selagi tidak mengandung syirik!” (H.R.Muslim hadist nomor 2063)

Kemudian hadist lainnya, dari Jabirr.a. katanya ,” Ya Rasulullah, keluarga kami mempunyai mantera untuk gigitan kalajengking tetapi (kami mendengar) anda melarang mantera, bagaimana itu ? ”Lalu mereka memperagakan mantera mereka dihadapan Rasulullah. Sabda beliau,”Tidak ada jeleknya, siapa yang sanggup diantara kalian memanfaatkan mantera untuk menolong saudaranya, hendaklah dimanfaatkan.” “ (H.R. Muslim, hadist nomor 2062)

Hadist senada Diriwatakan oleh Jabir bin Abdulah r.a. katanya,” Rasululah membolehkan keluarga Hazm memanterai bekas gigitan ular.” Dan beliau bertanya kepada Asma` binti Umais,” kelihatannya tubuh anak saudaraku ini kurus kering. Apakah mereka kurang makan?” Jawab Asma`,” Tidak ! mereka terkena penyakit pengaruh pandangan mata” Sabda nabi padaku,” Manterailah mereka!” Lalu ku minta agar nabilah yang memanterai mereka, tetapi beliau mengatakan,” manterailah mereka oleh kalian!” (H.R.Muslim, Hadist nomor 2060)

Hadist lainnya, dari Aisyah r.a.katanya,” Apabila seseorang mengadukan suatu penyakit yang dideritanya kepada Rasulullah s.a.w seperti bisul, kudis atau luka maka nabi berucap sambil menggerakan anak jarinya seperti ini- sufyan meletakan telunjuknya ke tanah,kemudian mengangkatnya- sambil membaca ,’ Dengan nama
Allah tanah bumi kami, dengan sebagian air ludah kami, semoga sembuhlah penyakit kami dengan izin Allah.” ( H.R.Muslim, Hadist nomor ; 2056)

Hadist senada diriwayatkan dari Aisyah bahwa Nabi pernah memantrai orang sakit dengan debu, tanah, dan air ludah ( H.RBukhari Hadist nomr 1922, )

Jadi, alam semesta merupakan anugrah dari Sang Maha Pencipta, Allah SWT, semuanya untuk kemasahatan umat manusia bagi Ulul Albab/ Ahlil Fikri, dan bukankah manusia itu sendiri bagian kecil dari alam semesta, yang kesemuanya itu merupakan ayat-ayat Allah (simbol-simbol) yang hanya dapat di”baca” dan dimengerti oeh kaum yang berfkir, lalu mengapa tidak kita sebagai kholifah fil ardli (penguasa alam semesta) mengadakan kontak/ hubungan dengan alam semesta dalam rangka ibadah kepada Allah? Bukankah Allah memerintahkan kita untuk tadabur pada alam kemudian akhirnya tasyakur ?

Perhatikan firman Allah dalam Alqur`an Surat al anfal ayat 17:

“ Maka (yang sebenarnya) bukan kamu yang membunuh mereka, akan tetapi Allahlah yang membunuh mereka, dan bukan kamu yang melempar ketika kamu melempar, tetapi Allah-lah yang melempar.

(Allah berbuat demikian untuk membinasakan mereka) dan untuk memberi kemenangan kepada orang-orang mukmin, dengan kemenangan yang baik. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.  "

Dari ayat tersebut nampaklah bahwa perbuatan manusia hanyalah mazzhar ( objek perbuatan Allah ), yang pada hakekatnya mazzhar itu hanyalah bayangan semata-mata.

Berkenaan dengan ayat tersebut Tafsir Ibnu Kasir dan dapat pula dilihat dalam kitab Asbabun Nuzul Imam Suyuthi ,”Ibnu Abbas berkata bahwa ketika perang badar, Rasulullah berdoa ,” Ya Tuhan,jika Engkau binasakan rombongan ini, maka tidak akan disembah lagi Engkau dimuka bumi ini untuk selama-lamanya, “ Kemudian Jibril berkata ,” Ambilah segenggam tanah dan lemparkanlah pada mereka!”  Maka Nabi mengambil segenggam tanah dan melemparkannnya,”

Itulah hadist yang menjadi Asbabunnuzul turunnya Surat Al Anfal ayat 17, sehingga menjadi pedoman bagi kita bahwa semua yang ada di alam semesta bisa dijadikan media untuk mencapai tujuan yang diharapkan, dan sudah tentu semua itu bagi orang yang bertauhid tidak menjadi syirik. selagi tidak bertentangan dengan hukum-hukum syariat islam yang telah pokok di gariskan.
Al Qur’an dan Kesehatan

Arti Qur’an menurut pendapat yang paling kuat seperti yang dikemukakan Dr. Subhi Al Salih berarti ‘bacaan’, asal kata qara`a. Kata Alqur’an itu berbentuk masdar dengan arti isim maf’ul yaitu maqru` (dibaca).

Adapun definisi Alqur’an adalah: “Kalam Allah swt. yan gmerupakan mu’jizat yang diturunkan (diwahyukan) kepada nabi Muhammad saw. dan ditulis di mushaf dan diriwayatkan dengan mutawatir serta membacanya adalah ibadah.”

Banyak ayat Al Qur’an yang mengisyaratkan tentang pengobatan karena AlQur’an itu sendiri diturunkan sebagai penawar dan Rahmat bagi orang-orang yang mukmin.

“Dan kami menurunkan Al Qur’an sebagai penawar dan Rahmat untuk orang-orang yang mu’min.” (QS. Al Isra/17: 82)

“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tentram.” (QS. Ar Ra’d/13: 28)

Menurut para ahli tafsir bahwa namalain dari Al Qur’an yaitu “Asysyifâ” yang artinya secara Terminologi adalah Obat Penyembuh.

“Hai manusia, telah datang kepadamu kitab yang berisi pelajaran dari Tuhanmu dan sebagai obat penyembuh jiwa,s ebagai petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (QS. Yunus/10: 57)

Di samping Al Qur’an mengisyaratkan tentang pengobatan juga menceritakan tentang keindahan alam semesta yang dapat kita jadikan sebagai sumber dari pembuat obat- obatan.

“Dia menumbuhkan tanaman-tanaman untukmu, seperti zaitun, korma, anggur dan buah-buahan lain  selengkapnya, sesungguhnya pada hal-hal yang demikian terdapat tanda-tanda Kekuasaan Allah bagi orang-orang yang mau memikirkan”. (QS. An-Nahl 16:11)

“Dan makanlah oleh kamu bermacam-macam sari buah-buahan, serta tempuhlah jalan-jalan yang telah digariskan tuhanmu dengan lancar. Dari perut lebah itu keluar minuman madu yang bermacam-macam jenisnya dijadikan sebagai obat untuk manusia.  Di alamnya terdapat tanda-tanda Kekuasaan Allah bagi orang-orang yang mau memikirkan”. (QS. An-Nahl 16: 69)

Berdasarkan keterangan tadi, dapat dipastikan bahwa orang yang membaca Alqur’an akan merasakan ketenangan jiwa.

Banyak pula hadits Nabi yang menerangkan tentang keutamaan membacanya dan menghafalnya atau bahkan mempelajarinya.

“Sebaik-baik kalian adalah orang yangmempelajari Alqur’an dan mengajarkannya.” (HR Bukhori)

“Siapa saja yang disibukkan olehAlqur’an dalam rangka berdzikir kepada-Ku, dan memohon kepada-Ku, niscaya Akuakan berikan sesuatu yang lebih utama daripada apa yang telah Aku berikankepada orang-orang yang telah meminta. Dan keutamaannya Kalam Allah daripadaseluruh kalam selain-Nya, seperti keutamaan Allah atas makhluk-Nya.” (HR. AtTurmudzi)

“Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah (masjid) Allah, mereka membaca Alqur’an dan mempelajarinya, kecualit urun kepada mereka ketentraman, mereka diliputi dengan rahmat, malaikat menaungi mereka dan Allah menyebut-nyebut mereka pada makhluk yang ada disisi-Nya”. (HR. Muslim)

“Hendaklah kamu menggunakan kedua obat-obat: madu dan Alqur’an” (HR. Ibnu Majah dan Ibnu Mas’ud)

Dan masih banyak lagi dalil yang menerangkan bahwa berbagai penyakit dapat disembuhkan dengan membaca atau dibacakan ayat-ayat Alqur’an (lihat Assuyuthi, Jalaluddin, Al Qur’an sebagai Penyembuh (Alqur’an asy Syâfî), terj. Achmad Sunarto, Semarang, CV. SuryaAngkasa Semarang, cet. I, 1995).

Walaupun tidak dibarengi dengan data ilmiah, Syaikh Ibrahim bin Ismail dalam karyanya Ta’lim al Muta’alim halaman 41, sebuah kitab yang mengupas tata krama mencari ilmu berkata,

“Terdapat beberapa hal yang dapat menyebabkan seseorang kuat ingatan atau hafalannya. Diantaranya, menyedikitkan makan, membiasakan melaksanakan ibadah salat malam, dan membaca Alquran sambil melihat kepada mushaf”.  Selanjutnya ia berkata, “Takada lagi bacaan yang dapat meningkatkan terhadap daya ingat dan memberikan ketenangan kepada seseorang kecuali membaca Alqur’an”.

Dr. Al Qadhi, melalui penelitiannya yang panjang dan serius di Klinik Besar Florida Amerika Serikat, berhasil membuktikan hanya dengan mendengarkan bacaan ayat-ayat Alquran, seorang Muslim, baik mereka yang berbahasa Arab maupun bukan, dapat merasakan perubahan fisiologis yang sangat besar.

Penurunan depresi, kesedihan, memperoleh ketenangan jiwa, menangkal berbagai macam penyakit merupakan pengaruh umum yang dirasakan orang-orang yang menjadi objek penelitiannya. Penemuan sang dokter ahli jiwa ini tidak serampangan. Penelitiannya ditunjang dengan bantuan peralatan elektronik terbaru untuk mendeteksi tekanan darah, detak jantung, ketahanan otot, dan ketahanan kulit terhadap aliran listrik. Dari hasil uji cobanya ia berkesimpulan, bacaan Alquran berpengaruh besar hingga 97% dalam melahirkan ketenangan jiwa dan penyembuhan penyakit.

Penelitian Dr. Al Qadhi ini diperkuat pula oleh penelitian lainnya yang dilakukan oleh dokter yang berbeda. Dalam laporan sebuah penelitian yang disampaikan dalam Konferensi Kedokteran Islam Amerika Utara pada tahun 1984, disebutkan, Alquran terbukti mampu mendatangkan ketenangan sampai 97% bagi mereka yang mendengarkannya.

Kesimpulan hasil uji coba tersebut diperkuat lagi oleh penelitian Muhammad Salim yang dipublikasikan Universitas Boston. Objek penelitiannya terhadap 5 orang sukarelawan yang terdiri dari 3 pria dan 2 wanita. Kelima orang tersebut sama sekali tidak mengerti bahasa Arab dan mereka pun tidak diberi tahu bahwa yang akan diperdengarkannya adalah Alqur’an.

Penelitian yang dilakukan sebanyak 210 kali ini terbagi dua sesi, yakni membacakan Alquran dengan tartil dan membacakan bahasa Arab yang bukan dari Alqur’an. Kesimpulannya, responden mendapatkan ketenangan sampai 65% ketika mendengarkan bacaan Alquran dan mendapatkan ketenangan hanya 35% ketika mendengarkan bahasa Arab yang bukan dari Alqur’an.

Alquran memberikan pengaruh besar jika diperdengarkan kepada bayi. Hal tersebut diungkapkan Dr. Nurhayati dari Malaysia dalam Seminar Konseling dan Psikoterapi Islam di Malaysia pada tahun1997. Menurut penelitiannya, bayi yang berusia 48 jam yang kepadanya diperdengarkan ayat-ayat Alquran dari tape recorder menunjukkan respons tersenyum dan menjadi lebih tenang.

Sungguh suatu kebahagiaan dan merupakan kenikmatan yang besar, kita memiliki Alquran. Selain menjadi ibadah dalam membacanya, bacaannya memberikan pengaruh besar bagi kehidupan jasmani dan rohani kita. Jika mendengarkan musik klasik dapat memengaruhi kecerdasan intelektual (IQ) dan kecerdasan emosi (EQ) seseorang, bacaan Alquran lebih dari itu. Selain memengaruhi IQ dan EQ, bacaan Alquran memengaruhi kecerdasan spiritual (SQ).

Maha benar Allah yang telah berfirman, “Dan apabila dibacakan Alquran, simaklah dengan baik dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat” (Q.S. 7: 204).

Atau juga, “Dan Kami telah menurunkan dari Alquran, suatu yang menjadi penawar (obat) dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Alquran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian” (Q.S.17:82).

Atau, “Ingatlah, hanya dengan berdzikir kepada Allah-lah hati menjadi tentram” (Q.S. 13: 28).

HENING / MEITASI ADALAH SUASANA HATI, TINGKAT KESADARAN JIWA, TIDAK HARUS DALAM KONDISI DIAM MEMBISU TAMPA KATA, MAKA MULAILAH BELAJAR HUSYU' ( HENING / MEDITATIF ) SAAT ANDA SHOLAT MAUPUN SAAT BERTADARUS ALQUR'AN, RASAKAN GETARAN ENERGI ILAHIAH YANG TURUN BERSAMANYA SEBAGAI RAHMAT KEPADA KITA SEMUA.

Semoga Bermanfaat….amin

Salam 
 Oleh Kyai Jamas

0 komentar:

Posting Komentar