INTI PADMA
SANGGAR
SATTVIKA MEDITASI
Label
- hikmah ( 48 )
- reiki ( 70 )
- tekhnik penyembuhan ( 3 )
- tentang ( 2 )
Entri Populer
-
MEDITASI SIRRUL FATIHAH =¤= MAKNA AL-FATIHAH =¤= Dalam sebuah Hadits Qudsi Allah SWT berfirman :''Aku membagi sola...
-
SHOLAWAT JALAN PINTAS MENUJU MAKRIFAT Perlu diketahui bahwa derajat makrifat itu semata-mata pemberian dari Allah kepada ...
-
SHALAT DAIM Shalat dalam tinjauan tasawuf ada dua macam, yaitu sholat yang bersifat syariat yaitu sholat lima waktu (shalat wajib...
CONTACT
TELEPHONE & SMS
Hp : 0857-2877-5740 ( m3 )
Hp : 0852-0042-3557 ( AS )
BLACKBERRY
7D603818
WhatsApp
No: 0857-2877-5740
Anda pengunjung ke
Translate
Minggu
KESAMBET
(SAKIT KENA GANGGUAN JIN)
Foto di atas adalah Bu Poniyah, sehari-hari kerjanya cari batu di sungai dan dipecahi. Beberapa hari ini dirawat di salah satu RS. Di Banyuwangi. Anaknya datang ke rumah dan mintak tolong ke penulis untuk diajak menjenguk di RS. Tempat ibunya dirawat. Ketika sampai sana saya lihat kondisinya memprihatinan, kakinya yg kiri dari pergelangan kaki sampai paha melepuh seperti terbakar, kondisi kesadarannya hilang,
lidahnya cedal, padahal biasanya suaranya jelas dan tidak cedal, sering meronta-ronta, sampai kaki dan tangannya kadang diikat dengan tali, tangannya sering gerak-gerak tidak beraturan sambil ngomel-ngomel.
Anaknya bercerita sudah lima hari ibunya sakit, lalu dibawa ke rumah sakit kakinya malah melepuh. Lalu saya tanyakan hasil diagnosa dokter, anaknya menjelaskan kalau ibunya tidak punya kencing manis, asam urat, tensi darahnya normal.
Setelah saya teliti dan cermati, sakitnya Bu Poniyah bukanlah sakit biasa pada umumnya, tapi kena gangguan Jin (kesambet). Semua persendian tubuhnya dikunci oleh Jin, sehingga tidak bisa berdiri dan duduk, syaraf otak belakangnya juga dikunci, sehingga lidahnya cedal, dan kontrol kesadarannya hilang. Punggungnya juga dikunci, menyebabkan kelumpuhan ringan, orangnya sering meringis kesakitan di punggungnya. Yang paling parah adalah kaki kirinya terkena virus yang ditebarkan oleh jin. Proses terkena sakitnya adalah lewat telapak kaki kiri lalu merambat ke seluruh tubuh.
Lalu saya pun menggali data kepada keluarganya tentang awal mula sakitnya, beberapa anaknya bercerita waktu kerja mecahi batu saat itu siang hari jam 12-an, terasa tubuhnya tidak enak, akhirnya mandi di sungai, habis mandi tubuhnya malah menggigil, dikira sakit biasa maka hanya diberikan obat demam dan istirahat dirumah, dapat dua hari berubah ngomel-ngomel dan lidahnya cedal (pelo). Dicarikan obat dari orang pintar tidak ada perubahan lalu dibawa ke RS.
Saya perkirakan batu yang dipecah itu adalah rumah Jin, sehingga penghuninya ngamuk dan menyakiti yang merusak. Ahirnya dengan izin Allah saya ruqyah dan saya keluarkan semua enerji/kekuatan jin yang ditanam dalam tubuhnya. Saya pun berpesan, nanti kalau dia bangun tersadar dia akan kaget dan ngomongnya normal kembali.
Kata anaknya, ketika malam hari tepatnya jam 3 malam ibunya bangun dan bicaranya menjadi normal, dia menanyakan mengapa ada di rumh sakit. Anaknya menjelaskan kalau ibunya sedang sakit. Alhamduilah Allah menyembuhkan Bu Poniyah, sekarang bicaranya lancar, mulai ingat semua dengan keluarganya, bisa bergerak, rasa sakit dipunggungnya hilang, kaki yang melepuh jadi kering.
Sekarang tinggal pemulihan tubuhnya, karena beberapa hari tidak mau makan. Tiap sore anak-anaknya saya suruh baca yasin untuk mintak kesembuhan pada Allah dan penyakitnya agar hilang dari tubuh ibunya.
Menjaga Prilaku
Untuk itu kita harus hati-hati dalam berprilaku atau melakukan aktivitas apa saja, apalagi ditempat yang tidak biasa, karena dimensi ghoib yang berisi makhluk jin itu bersanding dengan kita, bahkan mereka sengaja hidup di alam dunia (dhohir).
Pernah ada anak santri dari ponpes dekat rumah, saat itu kesambet, mulutnya mencong. Anaknya bercerita kalau siang hari waktu dhuhur dia lewat dipohon besar, pulangnya mulutnya mencong (perot). Jinnya saya tanya, “Mengapa kamu menyakiti anak pondok tersebut.” Jinnya menjawab, “Waktu dhuhur aku (Jin) sedang asyik2nya istirahat sambil mendengarkn radio, lalu ada anak pondok lewat seenaknya tidak permisi, akhirnya saya tempeleng anak tersebut.”
Akhirnya Jin tersebut saya beritahu, “ Anak tersebut tidak ngerti di sini ada kamu.” Jinnya menjawab: “Wah mustahil, lha saya sebesar gini masak dia tidak melihat.” Sayapun menjelaskan: “Kamu itu makhluk ghoib, walaupun ada di alam dunia, maka tetap tidak kelihatan, maka kamu tidak boleh seenaknya menyakiti mnusia, karena alammu bukan di sini tapi di alam ghoib, kamu hanya menumpang di alam dhohir. Mulai saat ini jangan menyakiti manusia, jika tidak akan saya bakar kamu.” Akhirnya Jin tersebut berjanji dan mulai saat itu tidak ada anak pondok lgi yang kesambet.
Pernah juga ada tetanggaku seorang ibu, datang kerumah malam hari jam 9 malam, pipinya bengkak, katanya sakit gigi, setelah saya amati dan cermati, ternyata ada jinnya dipipinya, setelah saya keluarkan jinnya, pipinya menjadi kempes dan bisa bicara normal kembali. Lalu saya tanya, “Tadi sampaian buang apa?” dia menjawab: “ jam 8 malam saya masak mie kuah, setelah dimakan kuahnya saya buang di halaman rumah, lalu pipi saya bengkak dan kesakitan”. Akhirnya saya nasehati,”kalau buang air yang panas hati-hati jangn sembarangan, tadi itu mengenai jin di depan rumahmu akhirnya jinnya ngamuk dan menampar kamu.”
Islam mengajarkan etika sosial yang lengkap bukan hanya dengan sesama manusia, tapi juga etika antara manusia dengan hewan, tumbuhan dan makhluk ghoib lainnya. Islam mengajarkan keharmonisan antar makhluk hidup, sehingga tidak boleh seenaknya merusak dan menganggu makhluk lainnya tanpa ada sebab.
Jika kita berada ditempat-tempat yang seram ucapkanlah salam atau permisi ke penghuninya , jika kita memotong atau mengambil sesuatu juga permisi agar Jin yg ada disitu tidak menganggu. Jangan membuang air panas disembarang tempat, begitu juga buang air kecil dilubang hewan.
Dari Qatadah, dari Abullah bin Sirjis, beliau mengatakan,
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَى أَنْ يُبَالَ فِي الْجُحْرِ
Bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang kencing di lubang.
Qatadah ditanya, ‘Mengapa kencing di lubang dilarang?’
Jawab beliau:
إِنَّهَا مَسَاكِنُ الْجِنِّ
“Lubang itu tempat persembunyian jin.” (HR. Abu Daud). [1 ]
Bahkan Ibnu Taimiyah ulamaknya kelompok wahhaby menyatakan dalam Kitabnya Majmu Fatawa:
Jin yang merasuk ke tubuh manusia, bisa terjadi karena tiga sebab:
Pertama, karena jin ini menyukai orang yang dia rasuki. Jin merasukinya, agar dia bisa merasa tenang dengannya. Kerasukan semacam ini paling ringan dan palling mudah dari pada yang lain.
Kedua, karena manusia mengganggu jin, misalnya dengan mengencingi jin atau menyiram air panas ke jin. Atau membunuh salah satu jin, atau bentuk gangguan lainnya. Ini jenis kerasukan paling berat, dan bahkan seringkali bisa menyebabkan terbunuhnya orang yang kerasukan.
Ketiga, kerasukan karena sebab jin main-main. Layaknya anak-anak nakal yang suka ganggu orang lewat. (Majmu Fatawa, 13/82) [2
]
Kisah Jin Yang Dendam
Dalam Kitab Masyarriq al-Anwar, diriwayatkan bahwa Amir al-Mukminin Ali Bin Abi Thalib (kholifah yang keempat) sedang memberi khutbah di atas mimbar masjid Kufah yang dihadiri orang banyak, tiba-tiba seekor ular datang di hadapan jamaah dan mereka dalam ketakutan. Amir al-Mukminin berkata: Berikan jalan kepadanya, lalu ia (ular tersebut) merambat sehingga menaiki mimbar masjid, orang -orang melihat kejadian tersebut. Kemudian ular itu mencium kaki Amir al-Mukminin Ali ra. dan beliau mulai menggerakkan kakinya di atasnya (ular). Lalu ular itu mengeluarkan tiga hembusan, kemudian ia turun dan pergi. Amir al-Mukminin Ali tidak menghentikan khutbahnya.
Kemudian mereka (para jamaah) bertanya kepada Imam Ali tentang kejadian tersebut. Beliau berkata: Ular itu adalah seorang lelaki dari Jin. Dia memberitahuku bahwa anak lelakinya telah dibunuh oleh seorang lelaki dari Ansar, namanya Jabir bin Sami‘ di Khaffan, (Kufah) sedangkan anak lelakinya itu (anak Jin) tidak membuat jahat kepadanya. Dia meminta bayaran(Qishos) darah anak lelakinya. Lantas seorang lelaki di kalangan orang -orang datang kepadanya sambil berkata: “Akulah lelaki yang telah membunuh ular itu pada tempat tersebut. Semenjak membunuhnya, aku tidak boleh tinggal di tempat itu lagi karena takut suara jeritan dan laungan, lalu aku melarikan diri ke masjid ini, aku berada pada malam ketujuh di sini”.
Amir al-Mukminin Ali berkata: “Ambillah unta anda dan lakukanlah penyembelihan ke tanah di tempat anda membunuh ular itu, lakukanlah ia tidak akan membahayakan anda”.[3 ]
Semoga kita semua selalu dalam lindungan Allah .........
Literatur:
1. http://library.islamweb.net/newlibrary/display_book.php…
2. http://fatwa.islamweb.net/fatwa/index.php…
3. Al-Hafiz al-Rojab al-Barsi, Masyaariq Anwaar al-Yaqiin fii Asraar Amir al-Mukminin, Beirut:1992, hlm. 62.
By : Cahaya Gusti
Langganan:
Posting Komentar
(Atom)
0 komentar:
Posting Komentar