INTI PADMA

Icon INTI PADMA
SANGGAR
SATTVIKA MEDITASI

Entri Populer

CONTACT

Telepon Call
TELEPHONE & SMS
Hp : 0857-2877-5740 ( m3 ) Hp : 0852-0042-3557 ( AS )

Blackberry Toko Online
BLACKBERRY
7D603818

Icon WhatsApp
WhatsApp
No: 0857-2877-5740

DONASI


a/n Ahmad sodik
No: 422-100-320-3267

Anda pengunjung ke

Translate

Minggu

Sesuatu yang tidak Diketahui Allah


Dinukil dari Anas bin Malik disebutkan, “Seorang Yahudi datang pada masa Khalifah Abu Bakar dan berkata, “Aku ingin bertemu dengan Khalifah Rasulullah.” Para sahabat membawanya kepada Khalifah Abu Bakar. Lalu orang Yahudi itu berkata, “Apakah Anda Khalifah Rasulullah?”



Khalifah Abu Bakar berkata, “Ya, tidakkah engkau melihat aku di tempat dan mihrabnya?”
Orang Yahudi berkata, “Jika Anda sebagaimana yang Anda katakan, wahai Khalifah. Aku ingin bertanya kepada Anda tentang beberapa masalah.”
Khalifah Abu Bakar berkata, “Bertanyalah sesukamu!”
Orang Yahudi bertanya, “Beritahukan kepadaku tentang sesuatu yang tidak dimiliki Allah, yang tidak ada pada Allah dan yang tidak Allah ketahui?”
Khalifah berkata, “Itu adalah masalah-masalah orang zindiq (atheis) wahai orang Yahudi!”
Waktu itu, orang-orang Muslim hendak membunuh orang Yahudi. Di antara yang hadir pada saat itu adalah Ibnu Abbas Dia segera berteriak dan berkata, “Wahai Khalifah, janganlah tergesa-gesa membunuhnya!” Khalifah berkata, “Tidakkah kamu telah mendengar yang dia katakan?”
Ibnu Abbas berkata, “Kalau Anda mempunyai jawabannya, jawablah! Kalau tidak biarkanlah dia pergi ke tempat yang dia sukai.”
Akhirnya mereka mengusirnya. Yahudi itu berkata, “Semoga Allah melaknat suatu kaum yang duduk bukan pada tempatnya. Mereka hendak membunuh jiwa yang diharamkan Allah untuk dibunuh tanpa pengetahuan.”
Diapun akhirnya keluar sambil sesumbar, “Wahai manusia, cahaya Islam telah sirna. Mereka tidak dapat menjawab pertanyaan yang dilontarkan. Dimana Rasulullah dan Dimana Khalifah Rasulullah?”
Ibnu Abbas yang pada saat itu mengikuti orang Yahudi berkata kepadanya, “Pergilah kepada ilmu kenabian dan ke rumah kenabian Ali bin Abi Thalib!” Sementara itu, Khalifah Abu Bakar dan kaum Muslimin pergi mencari orang Yahudi itu. Lalu mereka mendapatkannya di jalan dan membawanya kepada Ali bin Abi Thalib. Mereka meminta izin darinya untuk masuk. Orang-orang berkumpul. Sebagian ada yang menangis dan ada yang tertawa. Khalifah Abu Bakar berkata, “Wahai Abu al-Hasan, orang Yahudi ini bertanya kepadaku beberapa masalah dari masalah orang-orang zindiq (atheis).”
Ali berkata, “Wahai orang Yahudi apa yang kamu katakan?”
“Aku bertanya tetapi Anda akan berbuat yang serupa dengan perbuatan mereka.” Ali berkata, “Apa yang ingin mereka perbuat?”
Yahudi berkata, “Mereka ingin membunuhku?
Ali berkata, “Jangan khawatir, bertanyalah sesukamu?”
Orang Yahudi berkata: “Pertanyaanku ini tidak diketahui jawabannya kecuali oleh seorang nabi atau pengganti nabi.”
Ali berkata: “Bertanyalah sesukamu.”
Jawablah ihwal sesuatu yang tidak dimiliki Allah, dan sesuatu yang tidak ada pada Allah serta sesuatu yang tidak diketahui Allah?” Tanya orang Yahudi itu.
“Dengan syarat wahai saudara Yahudi?” sahut Ali.
“Apa syaratnya?” tanyanya. Ali berkata: “Engkau mengucapkan bersamaku dengan benar dan tulus, “Tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah.”
Yahudi berkata, “Baik, Tuanku.”
Ali berkata: “Saudara Yahudi. Adapun pertanyaanmu tentang sesuatu yang tidak dimiliki Allah adalah istri dan anak.”
Yahudi itu berkata: “Anda benar, Tuanku.”
“Adapun pertanyaanmu tentang sesuatu yang tidak ada pada Allah adalah sifat aniaya.”
“Anda benar Tuanku,” sahut Yahudi itu.
“Sedangkan pertanyaanmu ihwal sesuatu yang tidak diketahui Allah adalah sekutu dan kawan. Dia Mahakuasa atas segala sesuatu,” timpal Ali.
Segera setelah mendengar jawaban Ali ini, orang Yahudi itu berkata: “Ulurkan tanganmu, Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah. Anda adalah khalifah dan pewarisnya.”
Kemudian orang yang ada di tempat itu bersorak senang. Khalifah Abu Bakar berkata: “Wahai penyingkap tirai kesedihan. Wahai Ali engkau adalah pelega kegelisahan.”

 [www.wisdoms4all.com]


by : Cahaya Gusti

0 komentar:

Posting Komentar